Tasawuf Cara Paling Baik dalam Proses Pemberadaban Bangsa
Ulil Abshar Abdalla atau yang akrab disapa Gus Ulil mengemukakan
bahwa tasawuf menjadi cara atau jalan yang paling baik dalam proses
pemberadaban suatu bangsa.
“Bagi saya, tasawuf, ilmu-ilmu kerohanian, ilmu-ilmu kebatinan
itu cara yang tidak kalah dengan bidang-bidang lain untuk melakukan proses
pemberadaban,” kata Gus Ulil pada peluncuran dan bedah buku Menjadi
Manusia Rohani: Meditasi-Meditasi Ibnu ‘Athaillah dalam Kitab Al-Hikam di
Gedung PBNU Jakarta Pusat, Senin (18/2) malam.
Menurut Gus Ulil, tasawuf merupakan cara yang paling baik agar
keberagamaan seseorang mempunyai kedalaman. Begitu juga suatu bangsa bisa kokoh
jika memiliki kedalaman.
“Suatu bangsa tidak akan bisa kokoh, tidak bisa mengalami proses
pemberadaban kalau dia tidak mempunyai kedalaman, baik itu kedalaman
intelektual, tapi terutama kedalaman ruhani,” ucapnya.
Ia pun mengutip Syekh Ibnu Athai’illah as-Sakandari dalam kitab al-Hikam yang
berbunyi: Idfun wujûdaka fî ardhil khumûl. Famâ nabata mimmâ lam yudfan
lâ yatimmu nitâjuhu (kuburlah dirimu di dalam bumi ketidaknampakkan.
Sebab sesuatu yang tumbuh dari benih yang tidak ditanam tak akan sempurna
buahnya).
“Saya mengatakan bahwa suatu bangsa tidak akan mengalami
proses civilizing, pemberadaban kalau dia tidak punya
kedalaman,” jelasnya.
Ia menggambarkan, suatu pohon bisa menjadi besar dan berbuah
karena akarnya dalam, dan makin dalam sebuah pohon, makin bermutu. Oleh karena
itu, sambungnya, membenamkan diri dalam tanah ketidaknampakkan, yakni proses,
menjadi syarat seseorang atau bangsa yang ingin besar.
“Orang sebelum menjadi sarjana, menjadi seorang professor, dia
harus bergumul dengan buku yang jumlahnya luar biasa di ruang perpustakaan
sebelum dia tampil ke permukaan mempertahankan disertasinya, itulah. Orang
tidak akan menjadi pengusaha sukses kalau dia tidak mengalami proses ardhul
khumûl ini. Seorang mukmin beriman tidak tidak akan bisa menjadi mukmin
bermutu, kalau dia tidak mengalami proses, ardhul khumûl ini,” terangnya. (Husni
Sahal/Abdullah Alawi)
No comments